Ads

Taman kanak kanak

Posted By: Unknown - 1:10 AM
Dia adalah anak yang lugu dan polos, sebut saja Hendra. Usianya kurang lebih sekitar 5 tahun waktu itu. Suatu ketika hendra melihat teman teman sebayanya bersekolah, Hendra pun mengadu ke ibunya " Bu..! Hendra ingin juga bersekolah seperti teman yang lain..! " " Baiklah besok kamu bersekolah, tapi jangan nakal, jadi anak yang baik, rajin belajar biar pinter ya..? " jawab sang Ibu. Semenjak hari itu, ke esokan harinya Hendra mulai masuk taman kanak kanak (TK). Hendra begitu bersemangat. Namun Hendra berbeda dengan teman teman yang lain, dia tidak memakai seragam, dia hanya memakai kemeja pendek dengan celana pendek dan beralaskan kaki sendal jepit. Sepulang dari sekolah Hendra ngomong sama Ibunya " Bu..! kata ibu guru Hendra disuruh pakai seragam kalau sekolah " sang Ibu menjawab " ya besok kalau Ibu sudah punya uang pasti Ibu belikan, sementara itu, ini Ibu temukan baju seragam bekas kakakmu di lemari " "Tapi itu kan baju cewek bu..?" sahut Hendra, "ya pakai aja bajunya, celananya pakai celana biasa aja dulu" "terus sepatunya gimana bu..?" "itu bekas punya kakakmu juga masih ada kayaknya, nanti ibu cariin". Ke esokan harinya Hendra bersiap berangkat sekolah. "Bu.. sepatunya mana?" teriak hendra. Dengan perlahan sang Ibu menghampiri Hendra dengan membawa sepasang sepatu mungil berwarna hitam keseluruhan dengan pita kupu kupu di atasnya. Hendra kaget "kok sepatu cewek bu..!" sambil jongkok di depan Hendra sang Ibu berkata "adanya ini nak, sementara pakai ini dulu" Hendra sempat menolak memakainya dan berniat tidak berangkat sekolah. Namun sang Ibu membujuknya "nak.. kamu harus sekolah biar jadi anak pinter, nanti kalau udah punya uang Ibu belikan sepatu baru" melihat raut wajah ibunya yang berharap besar pada dirinya Hendra akirnya mau memakai sepatu itu dan berangkat sekolah. Setibanya di sekolah, persis seperti yang Hendra pikirkan. Dia menjadi bahan tertawaan oleh teman temannya karena sepatu yang di pakainya. Hendra yang saat itu masih anak anak, hanya bisa menahan malu dengan mata yang berlinang seperti ingin menangis. Namun dia teringat raut wajah Ibunya yang berharap banyak padanya. Akirnya Hendra menghiraukan ejekan teman temannya dan melanjutkan belajarnya, meski tidak bisa di pungkiri dia amat sangat malu. Haripun berganti hari dan bulan berganti bulan, akirnya seragam dan peralatan sekolahnya telah lengkap seperti yang dia mau. Hendra paling suka menggambar, setiap hasil gambarannya pasti di perlihatkan kepada ibunya. "Anak Ibu pinter" ujar sang Ibu sambil mengelus kepala Hendra. Hendra amat sangat senang waktu itu, karena bisa melihat Ibunya tersenyum. Sejak saat itu Hendra semakin rajin mengaih ilmu, dan setiap apa yang dia dapat di taman kanak kanak selalu diperlihatkan ke Ibunya, entah itu menggambar, berhitung, ataupun bernyanyi. Karena Hendra ingin melihat Ibunya selalu tersenyum. Dua tahun akirnya telah berlalu dan Hendra mendapatkan nilai terbaik saat itu.

About Unknown

Hi, I am Hafeez Ullah Khan. A webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of geeks and professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.

© 2015 - Designed by: Templatezy